Mengelola Keberagaman Indonesia

Mengelola Keberagaman Indonesia

 

Hikmahanto Juwana, CNN Indonesia | Jumat, 29/08/2014 16:52 WIB Bagikan :

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagai negara multikultur, Indonesia akrab dengan berbagai konflik keberagaman. Indonesia juga pernah diterpa berbagai masalah kekerasan berdasarkan isu suku, agama, ras, dan etnis.

 

Namun, Indonesia akhirnya saat ini bisa bersatu dalam harmoni, meski membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan konflik keberagaman.

Mengelola keberagaman tidaklah mudah. Para pendiri bangsa bahkan sudah memprediksi bahwa kita harus hati-hati dalam mengelola negara, karena berbagai macam perbedaan dapat membuat kita tercerai berai.

Kunci penyelesaian masalah keberagaman di Indonesia adalah semangat persatuan yang terdapat dalam diri setiap rakyat negeri ini.

Semangat persatuan ini tercermin dalam Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tahun. Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa, berbicara dalam satu bahasa, dan berbagi satu darah.

Faktor penting lain dalam mengelola keberagaman di Indonesia adalah kebijakan pemerintah yang tepat.

Pada era Soeharto, Indonesia menerapkan kebijakan transmigrasi yang membantu terciptanya pembauran antar etnis, suku dan agama di seluruh wilayah Indonesia. Dengan transmigrasi, masyarakat dari pulau Jawa dapat menetap di Kalimantan, Papua, dan daerah lainnya.

Saat ini, pemerintahan Indonesia dibawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono cukup berhasil mengelola keberagaman di negara ini. Tanpa pemerintahan yang baik, harmoni keberagaman di Indonesia tidak akan terjadi.

Saya harap pemerintah yang akan datang juga dapat konsisten menjaga persatuan negeri.

Prestasi Indonesia dalam menyelesaikan konflik keberagaman ini diapresiasi oleh Aliansi Peradaban  Perserikatan  Bangsa-Bangsa,  UNAOC,  dengan  memilih  Indonesia  sebagai  tuan rumah Global Forum ke-enam.

Indonesia dianggap sebagai salah satu model kebinekaan di dunia.

Negara-negara di dunia mengapresiasi Indonesia karena dianggap mampu mengelola berbagai budaya, etnis, dan agama, yang bercampur dalam sebuah wadah pembauran.

Dalam pandangan saya, Indonesia mempunyai pengalaman dan legitimasi untuk turut membantu menyelesaikan konflik keberagaman yang terjadi di ASEAN, seperti konflik etnis Rohingya di Burma dan pemberontakan di Mindanao, Filipina.

Pluralisme di Indonesia adalah keniscayaan, sehingga kita harus menjaga proporsi antara kaum mayoritas dan minoritas.

Jangan sampai kaum minoritas mendapatkan perlindungan yang tidak sebanding dengan kaum mayoritas, dan begitu pula sebaliknya. Mayoritas atau minoritas, kita harus tetap saling menghormati.

Hikmahanto Juwana adalah Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia. Ia juga ditunjukkan sebagai moderator debat calon presiden 2014 tahap ketiga. Selain itu, Hikmahanto juga salah satu anggota Tim 8 dalam