Pioner Penerbangan 

Pioner Penerbangan 


Sir George Cayley
sumber ; www.wright-brothers.org
Impian menerbangkan manusia telah ada sejak zaman dahulu, namun penguasaan prinsip
aerodinamika dan penemuan desain pesawat belum ditemukan hingga dicetuskan
seorang polymath asal Inggris yakni George Cayley tahun 1799, pria yang dikenal sebagai
“Bapak Aviasi” ini menggambar sebuah desain pesawat yang terdiri dari struktur sayap
permanen dengan mekanisme berbeda antara sayap dan pengendali. Ia menyempurnakan
karya miliknya tahun 1804, namun karya terbesarnya tercipta tahun 1853 ketika sebuah
pesawat peluncur terbang di langit Scarborough di Inggris bersama awak lain. Meskipun
dirinya meninggal tahun 1854, namun karya miliknya tetap dikembangkan oleh banyak
ilmuan lain seperti Wright Brothers yang mengembangkan pesawat mereka berdasarkan
model miliknya.
Otto Lilienthal
sumber : www.lilienthal-museum.de
Otto Lilienthal performing one of his gliding experiments. (Credit: Public Domain)
Selama tahun 1891 hingga 1896, ia telah menciptakan 16 desain pesawat terbang dan
membuat 2000 kali percobaan penerbangn yang berhasil dilakukan di wilayah Berlin dan
sekitarnya. Meskipun karya yang dibuatnya adalah sebuah monoplane tanpa mesin, namun
hal tersebut merupakan pencapaian luar biasa dalam impiannya menerbangkan manusia.
Percaobaannya yang didokumentasikan dengan baik adalah penerbangan sejauh 800 kaki
yang menjadikan impiannya mungkin dan bukanlah hayalan. Foto dari “Raja Penerbangan”
tersebar di seluruh dunia, menginspirasi generasi muda untuk di dunia penerbangan. “Tidak
ada yang bisa membuat generasi muda terinspirasi selain dirinya,” kata Wilbur Wright.
Sayangnya, dirinya tidak dapat melihat impiannya terwujud. Saat penerbangannya tanggal
9 Agustus 1896, ia jatuh dari ketinggian 50 kaki dalam kecelakaan penerbangannya dan
meninggal sehari berikutnya.
Alberto Santos-Dumont
sumber : likesuccess.com
Selama tingggal di Paris di awal abad ke-20, Alberto Santos-Dumont mengukir seharah sebagai
penerbang pertama di dunia. Dengan dana dari usaha perkebunan kopi keluarganya, ia menciptakan
balon udara dan mendesain motor balon udara. Ia memenangkan piala penghargaaan pencipta karena
dengan sukses menerbangkan kapal udara di sekeliling menara Eiffel tahun 1901 dan nantinya
menggunakan kecemerlangan bidang mekaniknya untuk membuat lebih dari selusin model kapal
udara lain. Karyanya juga disandarkan di menara di kota paris sebagai restoran dan took. Setelah
menguasai teknik pembuatan kapal udara, ia mulai mengembangkan pesawat terbang. Tahun 1906, ia
menyelesaikan penerbangan umum pertama di Eropa disaat ia membuat desain mesin “14-bis.” Ia
lalu kembali tahun 1909 dengan karyanya “Demoiselle” (Capung). Di balik karyanya yang
bermanfaat, dirinya juga miris bahwa ciptaannya tersebut digunakan sebagai alat pembunuh dalam
Perang Dunia I hingga ia mengalami gangguan jiwa, beberapa tahun setelah dalam penahanan rumah
sakit, ia bunuh diri tahun 1932. Meskipun karyanya tidak dikenal luas di Amerika, namun ia
ditetapkan sebagai pahlawan nasional Brasil.
Glenn Hammond Curtiss
sumber : en.wikipedia.org
Glenn Curtiss telah menjadi pria tercepat di bumi bahkan sebelum dirinya memiloti sebuah pesawat.
Pengusaha sepeda dan mesin ini telah mengendarai sepeda motor tercepat dunia dengan 136 mil per
jam menggunakan motor bermesin V8 tahun 1907. Di tahun yang sama, ia bergabung dengan
Asosiasi Pengembangan Perbangan dan mulai melakukan pengembangan menciptakan pesawat.
Penerbangan sejauh 50km tahun 1908 membuat dirinya sebagai rival utama Wright Bersaudara dan
ia mencetak seharah tahun 1910 dengan memiloti pesawat “Hudson Flyer” sejauh 150 mil dari
Albany ke Manhattan yang memecahkan rekor. Curtis nantinya membuat 500 penemuan selama
menjadi pemilik perusahaannya. Ia kemudian digelari “Bapak Aviasi Angkatan Laut” karena
mendesain kapal yang dapat terbang dan menjadi pioneer pesawat yang dapat terbang dan mendarat
dari kapal. Kapal terbang dan JN-4 menjadi armada tama angkatan udara Amerka dalam Perang
Dunia I. tahun 1919, ketika Curtiss NC-4 yakni kapal terbang yang terbang melintasi Samudera
Atlantik. Pencapaian tersebut dilakukan delapan tahun sebelum Charles Lindbergh membuat
penerbangannya yang terkenal dari New York menuju Paris.
Bessie Coleman
sumber : en.wikipedia.org
Elizabeth “Bessie” Coleman pertama kali mengembangkan pesawat setelah mendengar kisah pilot
Perang Dunia I. ketika sekolah penerbangan Amerika menolak dirinya karena persoalan gender dan
ras, ia pergi menuju Perancis dan belajar di sekolah penerbangan Caudron bersaudara dan kembali
dengan ijazah penerbang. Setelah pelatihan intensif di Jerman, Paris dan Belanda, ia kembali ke
Amerika tahun 1922 dan memulai kariernya sebagai pilot atraksi. Dengan pengahsilan dari
pekerjaannya yang berbahaya tersebut, ia mulai mendirikan sekolah penerbangan untuk warga kulit
hitam Amerika, namun kariernya berakhir tragis tahun 1926 ketika terjadi kecelakaan dalam
atraksinya.
Wiley Post
sumber : blog.nasm.si.edu
Meskipun apa yang dicapainya dalam dunia penerbangan besar, namun penduduk Oklahoma tidak
pernah dihargai seperti jasa Amelia Earheart atau Charles Lindbergh. Biografi yang ditemukan berisi
dirinya bahkan berjudul “Elang yang terlupakan.” Ia memulai kariernya di dunia penerbangan
sebagai penerjun paying dan pilot atraksi. Kiprahnya dalam dunia penerbangan hamper berakhir
tahun 1926 ketika kecelakaan yang mengorbankan pengelihatan mata kirinya, bahkan ia
menggunakan uang asuransinya untuk membeli pesawat pribadi. Ia memenangkan perlombaan udara
dengan rute Los Angeles-Chicago tahun 1930 dan setahun berikutnya ia bersama navigator Harold
Gatty menggunakan pesawat Lockheed Vega untuk mencetak rekor penerbangan keliling dunia
tercepat. Hanya berselang dua tajun, ia menjadi pria pertama yang terbang sendiri mengeilingi bumi
dengan waktu tujuh hari, 18 jam dan 49 menit. Ia bahkan mencetak penghargaan lainnya dengan
membantu mengembangkan baju yang tahan tekanan udara dan terbang dalam ketinggian yang lebih.
Kariernya yang brilian berakhir Agustus 1935, ketika ia dan pelawak Will Rogers melakukan tur
udara Alaska. Dalam penerbangan rutin, pesawat amfibi milik mereka mengalami kerusakan mesin
dan terjun ke sungai yang menewaskan mereka berdua.